Selasa, 18 Juni 2013

12 FAKTOR YANG DAPAT MENURUNKAN KINERJA KARYAWAN

https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiUiEmGisyt3nYWEh_LMDggXAZDzl3TxJdCiYncDTzNqTiIF11rr4tdq4jNVlktUFn3DJwIYIwhD7sUgy9ecqsbEugLNnncD1DjlqC8dhH0PeT5ye2yUPInLq6DElb0HhpZgtF5EVXMBPmU/s1600/LESU.JPGKali ini SamSam77 akan membahas tentang  12 faktor-yang-dapat -menurunkan-kinerja-karyawan. Sebagai seorang pelaku usaha, salah satu poin penting yang tak boleh luput dari perhatian kita adalah menjaga motivasi kerja para karyawan. 

Baik buruknya kinerja karyawan akan berimbas pada perusahaan yang Anda jalankan. Ketika kinerja karyawan menurun, bisa dipastikan bila roda perusahaan juga tidak bisa berjalan dengan seimbang. Begitu juga sebaliknya, bila motivasi kerja karyawan bisa terjaga dengan baik, maka perkembangan perusahaan Anda bisa berjalan dengan lancar.
Meskipun begitu, sampai saat ini masih banyak pelaku usaha yang kurang memperhatikan motivasi kerja para karyawannya. Sehingga wajar adanya bila sampai saat ini budaya resign (keluar) dari sebuah perusahaan menjadi hal yang sangat biasa di kalangan masyarakat sekitar kita. Karena itu, untuk bisa mempertahankan motivasi kerja setiap karyawan di perusahaan Anda. Mari kita simak bersama mengenai faktor yang dapat menurunkan kinerja karyawan :

Pertama. Perlakuan yang tidak adil : Perlakuan yang tidak sama dan bukan berdasarkan “kompetensi” melainkan “like or dislike”. Misal : kebijakan yang arogan, tidak adanya sistem imbalan yang jelas dan baku, diskriminasi berdasarkan pada kesamaan suku, kesamaan alumni, kesamaan minat, nepotisme, dsb. 

Kedua. Adanya persaingan dimana karyawan yang satu akan dipromosikan dan yang lainnya masih bertahan pada jabatan yang sama. Sebagian pelaku usaha mungkin berpikir bahwa cara seperti ini merupakan strategi yang baik untuk mengukur kemampuan tim kerja yang Anda miliki. Namun tanpa Anda sadari bahwa hal ini justru akan membunuh motivasi kerja karyawan yang tidak dipromosikan.

Ketiga. Kurangnya wewenang : Besarnya tanggung jawab yang harus dipikul namun tidak disertai wewenang dalam membuat keputusan. Misal : campur tangan atasan yang berlebihan sampai ke aspek tehnis, standar operating prosedur (SOP) yang terlalu kaku dsb.

Keempat. Sang pemimpin masa bodoh dengan mimpi, tujuan, dan kepuasan kerja pekerjanya. Bila pemimpin perusahaan kurang memperhatikan apa yang dapat memotivasi para pekerjanya, dan tidak  mengetahui apa yang bisa menyenangkan dan membuat pekerja Anda sukses, maka tidak menutup kemungkinan bila motivasi kerja mereka akan menurun karena karyawan Anda merasa kesejahteraan mereka kurang diperhatikan.

Kelima. Imbalan yang tidak memadai : Kecilnya upah dibandingkan dengan volume pekerjaan, tidak menariknya skema insentif dari target yang ingin dicapai, terjadinya perubahan kebijakan yang lebih buruk dari kebijakan sebelumnya. Misal : penundaan kenaikan upah, perubahan menjadi tenaga kontrak, pengurangan tunjangan kesejahteraan, ditiadakannya bonus dsb. 

Keenam. Berharap hanya pada satu orang karyawan. Kondisi seperti ini mungkin sering kita temui di sekitar kita, banyak pelaku usaha yang mempercayakan semua urusan perusahaan hanya pada satu orang karyawan yang menjadi tangan kanannya. Tentu hal ini kurang tepat, karena suatu saat nanti bila Anda akan kehilangan orang tersebut maka roda perusahaan Anda dipastikan juga akan ikut goyah. Oleh sebab itu, mulailah untuk mengembangkan kemampuan pekerja Anda dan persiapkan mereka untuk menempati posisi-posisi penting di perusahaan Anda sesuai dengan kemampuan yang mereka miliki.

Kedelapan. Terjadinya konflik nilai : Ketidak-sesuaian antara prinsip pribadi dengan tuntutan pekerjaan. Misal : penugasan yang mengharuskan mereka “menyogok”, berbohong, ataupun taktik lain yang menghalalkan segala cara namun aktifitas tsb. bertentangan dengan nilai moral yang diyakininya.

Kesembilan. Kurang percaya dengan kemampuan karyawannya. Dalam banyak kasus, biasanya pemimpin perusahaan berasumsi bahwa apa yang Ia cita-citakan untuk perkembangan perusahaan belum dipahami oleh para karyawannya. Sehingga sebagian besar pemimpin perusahaan tidak membantu karyawannya untuk memahami bagaimana caranya bisa expert dalam bekerja, dan belum mempromosikan mereka untuk posisi yang lebih baik.

Kesepuluh. Hilangnya sambung rasa : Terjadinya pengkotak-kotakan penugasan yang berdampak pada meningkatnya isolasi sosial dalam lingkungan kerja. Misal : adanya job desk yang terlalu kaku, gaya manajemen “devide et empera” yang suka memelihara konflik dsb. 

Kesebelas. Reward lebih sering diberikan kepada karyawan yang pandai berbicara. Orang-orang yang pintar berbicara, dan cenderung menonjol memang sering diperhatikan oleh pimpinan perusahaan. Hal seperti ini tentunya sering kita temui di lapangan, namun yang kurang diperhatikan pimpinan perusahaan adalah bahwa ada juga beberapa orang yang tidak banyak bicara tetapi kualitas kerjanya pantas untuk mendapatkan penghargaan (reward). Karena itu, sebaiknya berikan reward kepada karyawan Anda berdasarkan target kerja yang berhasil mereka capai.
Setelah membahas lima cara yang mengangkat motivasi kerja karyawan, kini giliran Anda untuk menerapkannya langsung di perusahaan dan mempertahankan loyalitas dari para karyawan Anda.

Keduabelas. Beban kerja berlebihan : Terlalu banyaknya pekerjaan, sedikitnya waktu yang tersedia dan tidak adanya dukungan sistem menghabiskan cadangan sumber daya dan berdampak pada menurunnya kualitas kerja. Misal : rasio perawat dengan jumlah pasien yang tidak seimbang, banyaknya jumlah transaksi yang harus dilakukan petugas bank, manajer yang terlalu banyak melakukan tugas administratif dsb.

Demikian 12 Faktor-yang-dapat-menurunkan-kinerja-karyawan semoga artikel ini dapat berguna bagi kalian para owner pelaku bisnis apapun. Ingat Karyawan adalah salah satu aset yang paling berharga di dalam menjalankan bisnis anda.

Jangan lupa kasih komentar dan klik G+1 yang ada di bawah postingan ini ya.. THANKS !!





1 komentar: